Tampilkan postingan dengan label vidi aquam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label vidi aquam. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Mei 2010

Reportase: Misa Perdana dalam forma Ekstraordinaria Keuskupan Bandung

-------------
Reportase: Andreas Mulia
Foto: Andreas Mulia, Miller Lokanata, Mea Culpa
-------------


Reportase singkat mengenai Misa kemarin.
Misa dimulai terlambat 45 menit krn keterlambatan transportasi jemputan romo.
Tepat jam 10 dimulai dgn rosario latin spt biasa, tersedia teks missal utk Pentakosta dan teks rosario dan sekilas penjelasan Summorum Pontificum dan mengapa melaksanakan Misa Tridentina yang berbahasa Latin.
Kapel dipadati umat sampai luber keluar, jumlah yang hadir diperkirakan hampir mencapai 200 orang.

Misa dimulai dengan pemercikan air suci diiringi lagu Vidi Aquam dan selebran memakai cappa lalu berganti dgn kasula setelahnya.
Misa ini ternyata bukan misa cantata seperti yang diprediksi beberapa rekan, melainkan missa lecta (dilagukan DIBACAKAN) dengan pendupaan.

Schola (koor) mengiringi dgn lagu-lagu gregorian dan bbrp lagu gerejani Indonesia.
Khotbah mengenai peran Roh Kudus dalam Gereja yang sering dilupakan orang Katolik jaman sekarang.

Salah satu catatan menarik adalah, Romo Soekarno yang sangat lancar bahasa latinnya krn beliau ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1967 saat misa Tridentina ini masih berlaku.
Dan sejak ditahbiskan, beliau mengaku tidak pernah persembahkan Misa ini sejak ditahbiskan.

Umat secara aktif berpartisipasi menjaga keheningan (bahkan sebelum misa dimulai saat menunggu) dan ikut menjawab bagian bagian2 server dan lagu2 gregorian.  Yang hadir kebanyakan orang muda yang penuh semangat mengikutinya.

Misa berlangsung selama 2 jam lebih krn semua rubrik dibacakan dari missal, dan karena missa lecta, hampir semua  rubrik dilagukan oleh romo.
Komuni dibagikan kepada umat dengan di lidah, dengan posisi berlutut pada 6 buah kneeler (tempat berlutut) yang permukaan atasnya ditutupi kain linen (untuk memasukkan tangan umat di bawahnya).
Komuni berjalan tertib dgn romo sendiri yang membagikan komuni bolak-balik dari kiri ke kanan. Ada confiteor ke 2 sblm komuni.


Sebagai informasi, pada Misa Tridentina, karena umat menerima Komuni dengan berlutut, maka untuk mempercepat antrian, umat berjajar menyamping pada saat berlutut menerima Komuni.
Jadi, sang Romo membaginya sambil berjalan menyamping.

Komentar salah seorang anak muda yang hadir:
"Saya baru pertama kali ikut Misa ini dan terasa sekali lain dan sakral.  Kalau sudah ikut misa ini koq rasanya misa Paulus VI nggak ada apa2nya.  Kapan diadakan lagi...?"

Sy lampirkan bbrp foto tapi akan ada banyak foto2 profesional menyusul dari team Bandung/Ring 1...

per Marian ad Iesu.
A.M



--------------------------------------------------------------------------------


Foto-foto:


Altar


Perarakan masuk


 Pemercikan air suci dengan menyanyikan Vidi Aquam


Schola


Introibo Ad Altare Dei



TPE



Pendupaan Altar



Introit



Cappa



Hanc Igitur


Komuni



Foto-foto dari Miller bisa diakses di sini (klik)

-------------------
update 28 Mei 2010:
"missa lecta", seharusnya diberi penjelasan dalam kurung -DIBACAKAN, bukan dilagukan. Kesalahan ada pada saya -editor. Mohon maaf untuk itu.
Read more ...

Selasa, 06 April 2010

Vidi Aquam: Antifon Paskah hingga Hari Raya Pentakosta


sumber video di youtube:
http://www.youtube.com/watch?v=rbPChLUsUTc (21 MB, 4 menit 4 detik).




Selamat Paskah Tuhan!



Selama masa Paskah hingga Hari Raya Pentakosta
Gereja memakai Antifona Vidi Aquam (Aku melihat air) untuk mengingatkan kita akan rahmat Baptisan yang kita terima.


Antifona ini dilagukan pada awal Misa Tridentina, setelah perarakan Imam memasuki Gereja.
Pada saat itu, biasanya Imam, mengenakan jubah (alba) dan cope, akan berkeliling untuk memerciki umat dengan air suci.
Setelah seluruh umat selesai direciki dengan air suci, maka Imam akan berganti pakaian (melepas cope dan mengenakan kasula), dan segera memulai dengan Doa di Kaki Altar.


[Pada misa Paulus VI, Vidi Aquam dipakai sebagai pengganti Tuhan Kasihanilah Kami. Jadi segera setelah Vidi Aquam, langsung disusul dengan Gloria in Excelsis]


Antifona ini diambil dari nubuat Nabi Yehezkiel (lih. Yehezkiel fatsal 47) yang menubuatkan pembebasan Israel.
Nabi Yehezkiel ini menulis kitabnya pada saat masa pembuangan di Babel, dan memberikan harapan kepada bangsa Israel saat itu, supaya tabah dan menguatkan hati karena Allah penolong kita akan segera membebaskan hamba-Nya.
Dan nubuatan Nabi Yehezkiel ditepati oleh Tuhan kita Yesus Kristus, yang dari sisi kanan-Nya, air mengucur deras setelah ditusuk oleh tombak prajurit Romawi.
Dan dari air inilah, kita, Israel baru, menjadi hidup.

Yehezkiel 47: 1-9,12

Saya melihat air mengalir dari dalam Bait Suci, ke mana saja air itu mengalir semua yang ada di sana hidup
Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah.
Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki.Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang.
Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
Lalu ia berkata kepadaku: “Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?”
Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai. Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana.

Ia berkata kepadaku:
“Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar, sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup.
Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup
Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.



Teks


Vidi Aquam:

Vidi aquam egrediéntem de templo, a látere dextro, allelúia: et omnes ad quos pervénit aqua ista salvi facti sunt et dicent: allelúia, allelúia.

Confitémini Dómino, quóniam bonus: quóniam in sæculum misericórdia ejus

P.Glória Patri, et Fílio, et Spirítui Sancto. [saat menyanyikan bagian ini, Imam dan umat menundukkan kepala ke arah Tabernakel]

S.Sicut erat in princípio, et nunc, et semper, et in sæcula sæculórum. Amen.

Vidi aquam egrediéntem de templo, a látere dextro, allelúia: et omnes ad quos pervénit aqua ista salvi facti sunt et dicent: allelúia, allelúia.

Teks bahasa Indonesia (dan not) silahkan buka Puji Syukur nomor 234 (sisipan warna kuning, edisi lama. Edisi baru: tidak ada)


Teks dari Liber Usualis edisi 1961 halaman 12:

Read more ...

Minggu, 21 Februari 2010

Asperges Me





THE ASPERGES
Pada hari Minggu, Misa Meriah (High Mass, dan atau Solemn Mass)

Sebelum memulai Misa Meriah pada hari Minggu, Imam memulai dengan Aspergers, lalu dilanjutkan oleh koor.
Imam mereciki Altar dengan air suci, lalu para pelayan (Diakon, Sub Diakon, dan altar server), dan umat


P: Imam
C: Choir / Koor

V: Versicle - Imam

R: Respons (Tanggapan server)


[Berdiri]


P:
Asperges me,

C:
Domine, hyssopo, et mundabor: lavabis me, et super nivem dealbabor.


P: Miserere mei, Deus, secundum magnam misericordiam tuam.

[Membungkuk saat bagian “Gloria Patri”]
V:
Gloria Patri, et Filio, et Spiritui Sancto . .
R:
Sicut erat in principio, et nunc, et semper, et in saecula saeculorum. Amen

Antiphona:
Asperges me, Domine . . .


V: Ostende nobis, Domine, misericordiam tuam.
R:
Et salutare tuum da nobis.

V:
Domine, exaudi orationem meam.
R:
Et clamor meus ad te veniat.

V:
Dominus vobiscum.
R:
Et cum spiritu tuo.

P:

Oremus:
Exaudi nos, Domine sancte, Pater omnipotens,
aeterne Deus, et mittere digneris sanctum Angelum tuum de coelis, qui custodiat, foveat, protegat, visitet atque defendat omnes habitantes in hoc habitaculo.
Per Christum Dominum nostrum. Amen.




Pada masa Paskah: Vidi Aquam


P: Vidi aquam egredientem de templo a latare dextro, alleluia:
V:et omnes ad quos pervenit aqua ista salvi facti sunt et dicent: alleluia, alleluia.

P: Confitemini Domino, quoniam bonus: quoniam in saeculum misericordia eius.


[Membungkuk saat bagian “Gloria Patri”]

V.: Gloria Patri, et Filio, et Spiritui Sancto . . .

R. Sicut erat in principio, et nunc, et semper, et in saecula saeculorum. Amen

V. Ostende nobis . . . seperti atas, ditambah dengan alleluia
(juga Et salutare tuum da nobis.. alleluia)

Mulai Minggu Paskah hingga Pentakosta, yang digunakan adalah Vidi Aquam


sumber: Missale dari Komunitas Maternal Heart
Read more ...