Ada dua set tanggal yang bisa dibedakan dalam kalender liturgi, yakni:
- Proper Para Kudus -Proper of Saints (juga disebut siklus "Sanctoral"), dan
- Proper Masa -Proper of Seasons (juga disebut siklus "Temporal").
Proper Para Kudus (Proper of Saints) adalah Hari raya atau peringatan yang tidak bergerak, yaitu jatuh pada tanggal yang sama setiap tahun.
Proper Masa adalah hari Minggu dan Hari-hari raya lainnya tahun, yang penentuan tanggalnya tergantung pada tanggal Minggu Paskah dan Minggu Advent, sehingga berubah setiap tahun.
Dengan kata lain, untuk membayangkan kalender liturgi:
- Bayangkan sebuah kalender biasa, standar, sehari-hari
- Tandai dahulu seluruhnya dengan Proper Para Kudus, dengan nama Hari Raya untuk setiap hari - misalnya, 21 Januari akan selalu Pesta St Agnes, 3 Feb akan selalu Pesta St Blasius, dll
- Setelah itu, kita akan menentukan tanggal Proper Masa (Proper of Seasons) dan menandainya pada kalender.
Untuk menentukan tanggal yang tepat atas Masa (Proper of Seasons):
Langkah 1: Masa Paskah:
Tanggal Paskah, merupakan hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama pada atau sesudah tanggal 21 Maret (jika bulan purnama terjadi tepat pada tanggal 21 Maret atau sesudahnya, jatuh di hari Minggu, maka tanggal pergi ke hari Minggu berikutnya).
Malam sebelum hari minggu tersebut menandai awal perayaan Paskah (Vigili).
Langkah 2: Masa setelah Pentakosta:
Kita anggap Minggu Paskah adalah Minggu 1, maka 9 hari Minggu setelah Minggu Paskah tersebut adalah awal Masa Setelah Pentakosta. Minggu pada Masa Setelah Pentakosta ini disebut sebagai : Minggu "(Pertama, Kedua, Ketiga, dll) setelah Pentakosta."
Langkah 3: Masa Septuagesima:
Kita anggap Minggu Paskah adalah Minggu 1, maka 10 hari Minggu sebelumnya adalah awal Masa Septuagesima.
Tiga hari Minggu pada masa ini disebut: Minggu Septuagesima, Minggu Sexagesima, dan Minggu Quinquagesima.
Langkah 4: Masa Prapaskah:
Kita anggap bahwa Minggu Septuagesima sebagai Minggu "satu"," maju 3 hari Minggu ke depan dari Minggu Septuagesima, dan kemudian pergi hari Rabu maka kita menandai hari tersebut sebagai "Rabu Abu," awal puasa.Langkah 5: Masa Adven:
Suatu hari Minggu di masa ini disebut sebagai "Minggu (Pertama, Kedua, Ketiga, dll) Prapaskah."
Kita mulai dengan Hari Natal, yang selalu jatuh pada tanggal 25 Desember. Lalu hitung mundur sebanyak 4 hari Minggu untuk menandai Minggu Adven.
Jika Natal adalah hari Minggu, jangan menghitungnya; tetap mundur sebanyak 4 hari Minggu, sehingga akan selalu didapat 4 hari Minggu di masa Adven.
Cara lain untuk melakukan ini adalah dengan hanya menandai hari Minggu yang paling dekat dengan Hari raya St. Andreas Rasul (30 November).
Tanggal ini menandai awal Advent. Hari Minggu di masa ini disebut sebagai Minggu Adven (Pertama, Kedua, Ketiga, dll)
Langkah 6: Masa Natal:
Tandai Malam (Vigil) 25 Desember sebagai awal Natal
Langkah 7: Waktu setelah Epifania:
Tandai tanggal 14 Januari sebagai awal dari Waktu Setelah Epifania.
Hari Minggu pada masa ini disebut sebagai Minggu (Kedua, Ketiga, dll) setelah Epifania.
Catatan, hari Minggu pertama pada masa ini disebut Minggu Kedua setelah Epiphany.
"Setelah Epifania" selalu mengacu pada perayaan Epifania
Kemudian periksa daftar Siklus Temporal untuk mengisi Hari-hari raya bergerak lainnya, yang tergantung pada tanggal tanggal Paskah atau Minggu Advent Minggu sebagaimana ditentukan di atas.
Selanjutnya, hal tersisa yang harus dilakukan adalah:
Menandai "oktaf":
- Oktaf adalah periode selama 8 hari ketaatan, yang dimulai dengan hari raya itu sendiri.
- Tidak semua Hari-hari raya memiliki "oktaf"; hanya yang paling penting saja.
- Jadi, dimulai dengan Hari Raya itu sendiri, yang dihitung sebagai "satu," maka, rangkaian 8 hari kedepan setelah tanggal tersebut disebut sebagai: OKTAF.
Hari Raya yang memiliki Oktaf: Natal, Paskah, dan Pentakosta.
Secara istimewa, oktaf sebelum malam Natal disebut sebagai: "The Golden Nights." (sejak tanggal 18 Desember-24 Desember malam)
Menandai Hari Tobat (Ember Days) dan Hari doa (rogation) :
- Daftar Hari Tobat (Ember Days):
- Rabu, Jumat, dan Sabtu setelah Advent Minggu Ketiga (Minggu Gaudete) adalah hari tobat dalam Masa Adven
- Rabu, Jumat, dan Sabtu setelah hari Minggu Prapaskah Pertama dikenal sebagai hari tobat dalam Masa Paskah
- Rabu, Jumat, dan Sabtu setelah hari Minggu Pentakosta membuat Whit Embertide (hari tobat setelah Pentakosta)
- Rabu, Jumat, dan Sabtu setelah hari raya Salib Suci (14 September) - bisa jatuh pada minggu kedua atau ketiga bulan September.
Sebelum Konsili Vatikan II, Gereja mendorong umat untuk pergi menerima Sakramen Pengakun Dosa pada hari-hari Ember ini, dan melaksanakan puasa (makan kenyang 1x dan 2x makan sebagian; yang bila dijumlah tidak sama dengan 1 porsi yang kenyang tadi).
Dan pada hari Tobat Jumat, menjadi puasa dan pantang daging sekaligus (karena Jumat sepanjang tahun adalah hari wajib pantang daging).
Paus Paulus VI, dalam Dekrit Paenitimi menghapuskan puasa pada hari-hari tobat ini, dan sekaligus melonggarkan aturan ketat pantang dan puasa.
Hari doa (rogation):
Tandai hari doa Mayor pada tanggal 25 April dan hari doa Minor pada tiga hari - Senin, Selasa, dan Rabu - sebelum Kamis Hari Raya Kenaikan Tuhan (selalu jatuh pada Kamis, tepat 40 hari setelah Paskah)Penutup
Sekarang, setiap hari Minggu dalam Masa Liturgi sudah memiliki sendiri "Proper"-nya masing-masing.
Dan itu akan berkaitan dengan penggunaan Proper (Proprium) yakni doa yang ditujukan khusus untuk hari itu dalam liturgi (Jam Kudus dan Misa Kudus).
Setiap Hari Raya dan peringatan Para Kudus juga memiliki Proper sendiri.
Karena Hari Raya dalam Proper Para Kudus dan Proper Masa (proper of seasons) kadang-kadang bisa tumpang tindih (dengan dua Hari Raya jatuh pada tanggal yang sama), maka, semua Hari-hari raya diberi peringkat menurut skala prioritas. Pesta peringkat lebih tinggi akan menjadi salah satu yang dirayakan.
...bersambung
Liturgical Wheel
Untuk mendapatkan gambaran secara "sekilas pandang" komposisi Proper of Seasons (Masa Liturgi), perhatikan litugical wheel di bawah ini.
PS: warna-warna tersebut mencerminkan warna liturgi pada periode yang berkaitan
Contoh Liturgical Wheel (dari edisi 1961,Saint Joseph Daily Missal, Traditional Calendar):
Yang ini adalah liturgy wheel Misa Vatikan II (atau biasa disebut Misa Paulus VI):
Credit:
- Liturgical wheel Tridentina: Ibu Mary Ellen Barrett
- Liturgical wheel Misa Vatikan II: Ibu Michele Q
Referensi:
Ember Days, Rogations Days, and Station Churches
Fisheater
Wikipedia Ember Days
Konstitusi Apostolik PAENITEMINI
0 komentar:
Posting Komentar
Selamat datang, silahkan post komentar atau saran Anda.
Komentar anti Katolik akan saya delete. Trims.
PS: gunakan pilihan Name/Url bila kesulitan menggunakan account.