Kamis, 03 Juni 2010

Ritus Servandus bab 3 dari 14 -terjemahan

bab 3


III. Awal Misa




1. Ketika imam telah turun ke tingkat terendah Altar, ia berbalik menghadap Altar, dan berdiri di tengah, dengan tangan terkatup di depan dada dan jari-jari lurus ke atas,
dan dengan ibu jari kanan di atas yang kiri dalam bentuk tanda silang (bentuk yang selalu harus diingat ketika mengatupkan tangan sampai setelah Konsekrasi),

dan dengan kepala sudah tidak tertutup, setelah menghormat Salib atau Altar,
atau jika ada Tabernakel berisi Sakramen Mahakudus di altar, ia berlutut, lalu berdiri tegak, dan memulai Misa


2. Jika ia adalah merayakannya dengan dihadiri Paus, ia berdiri pada tingkat terendah di hadapan di Altar di sisi Injil di belakang Paus, sementara  berlutut, ia menunggu.
Setelah menerima berkat, ia naik, dan berdiri menghadap Altar, mulai Misa

Namun, jika ia akan merayakan di hadapan seorang Kardinal, Wakil dari Tahta Suci, atau Patriark, Uskup Agung, atau Uskup di tempat tinggalnya atau yurisdiksinya, ia berdiri sebelum tingkat terendah di sisi Injil,
seperti di atas, dan menunggu; setelah tanda telah diberikan, ia membuat membungkuk dalam (profound bow) kepada Wali Gereja (prelate) tersebut,
dan menghadap Altar, mulai Misa


3. Tetapi, jika dia merayakan dengan meriah (solemn) di hadapan Bapa Suci atau Prelate lain di gereja-gereja yang dalam yurisdiksi mereka, dia berdiri di sebelah kiri Pemimpin Gereja,
melaksanakan Confiteor (Pengakuan) dengan Beliau, dan melakukan segala sesuatu seperti yang ditentukan dalam Kepausan Roma dan Seremonial.


4. Berdiri di depan undak terendah Altar, seperti dijelaskan di atas, dia membuat tanda salib dari dahi ke dada dan bahu, mengucap jelas:
+ In nomine Patris, et Filii, et Spiritus Sancti. Amen.
Setelah ia mengatakan ini, dia tidak boleh memperhatikan Selebran lain di di Altar lain, bahkan jika mereka sedang mengangkat Sakramen Mahakudus, tetapi melanjutkan Misa-nya sendiri sampai akhir.
Hal ini harus diperhatikan bahkan dalam Misa meriah (solemn), dan juga oleh para Pelayan.


5. Ketika ia membuat tanda salib, Imam tangan kirinya selalu menempel di dadanya.
Di pemberkatan lainnya saat di Altar, dan saat memberkati persembahan (Oblation) atau apa pun, tangan kirinya itu ditempelkan di atas Altar, kecuali disebutkan lain.
Saat memberkati dirinya sendiri, ia memutar telapak tangan kanannya ke arah dirinya sendiri, dengan jari-jari lurus, membuat tanda salib dari dahi ke dada, dan dari kiri bahu ke kanan.

Namun, jika memberkati orang atau barang, jari kelingking ditekuk ke arah yang diberkati., dengan jari-jari lainnya  dan lengannya terulur ke arah yang diberkati; yang harus diperhatikan dalam semua pemberkatan.


6. Setelah ia berkata In nomine Patris, dll seperti di atas, ia kembali mengatupkan tangannya di dada dan
mengucapkan dengan suara yang jelas Antifon:

Introibo ad altare Dei.

Pelayan yang berlutut di belakangnya dan sebelah kirinya membalas:
(Dalam Misa meriah / solemn, pelayan-pelayan ini berdiri)
Ad Deum, qui laetificat juventutem meam.

Kemudian Imam, dengan cara yang sama di atas, memulai, bergantian dengan salah satu pelayan atau para pelayan, mendoakan Mazmur sampai pada Gloria Patri, dan saat mengucap Gloria Patri, kepalanya menunduk ke arah Salib
S. Judica me, Deus, et discerne causam meam de gente non sancta: ab homine iniquo et
doloso erue me. 
M. Quia tu es, Deus, fortitudo mea: quare me repulisti, et quare tristis incedo, dum affligit me inimicus?
 
S. Emitte lucem tuam et veritatem tuam: ipsa me deduxerunt et adduxerunt in montem sanctum tuum, et in tabernacula tua.
M. Et introibo ad altare Dei: ad Deum qui laetificat juventutem meam.

S. Confitebor tibi in cithara, Deus, Deus meus quare tristis es anima mea, et quare conturbas me? 
M. Spera in Deo, quoniam adhuc confitebor illi: salutare vultus mei, et Deus meus. 
 
S. Gloria Patri, et Filio, et Spiritui Sancto. 
M. Sicut erat in principo, et nunc, et semper: et in saecula saeculorum. Amen.

Setelah selesai, ia mengulangi Antifon dengan para pelayan:
S. Introibo ad altare Dei.
M. Ad Deum qui laetificat juventutem meam.

 (Mazmur ini tidak pernah dihilangkan, kecuali dalam Misa Arwah, dan dalam Misa antara Minggu Palma hingga Kamis Putih; selama masa itu Antifon Introibo
diucapkan dengan para pelayan, seperti di atas, dan imam segera menambahkan V. Adjutorium nostrum dll, seperti di bawah ini)


7. Setelah Antifon Introibo telah diulangi, imam membuat tanda salib dengan tangan kanan dari dahi ke dada sambil berkata:
+   V. Adjutorium  nostrum in nomine Domini.
R. Qui fecit coelum et terram
Kemudian, membungkuk dalam ke arah Altar, dengan tangannya terkatup, ia mengucapkan Confiteor, menebah dadanya dengan tangan kanannya saat mengucap: mea culpa, dengan tangan kiri menempel di dada
:
S. Confiteor Deo omnipotenti, beatae Mariae semper Virgini, beato Michaeli Archangelo, beato
Joanni Baptistae, sanctis Apostolis Petro et Paulo, omnibus Sanctis, et vobis fratres: 
quia peccavi nimis cogitatione verbo, et opere: mea culpa, mea culpa, mea maxima culpa. 
Ideo precor beatam Mariam semper Virginem, beatum Michaelem Archangelum, beatum Joannem
Baptistam, sanctos Apostolos Petrum et Paulum, omnes Sanctos, et vos fratres, orare pro me
ad Dominum Deum Nostrum.
Salah satu pelayan atau para pelayan membalas:
Misereatur tui omnipotens Deus, et dimissis peccatis tuis, perducat te ad vitam aeternam.

Imam berdiri tegak setelah menjawab:
Amin.

8. Jika ia berada di hadapan Paus, Kardinal, seorang Wakil Tahta Suci, atau Patriark, Uskup Agung, atau Uskup, di daerah Provinsial, Kota, atau Keuskupan saat mengucap:
 “vobis, fratres,” diganti, “tibi, Pater;” juga di bagian akhir saat:
“vos, fratres” diganti “te, Pater.”

Ketika ia mengucap ini kepada Paus, dia berlutut; atau bila kepada Wali Gereja yang lain: membungkuk dalam


9. Pelayan kemudian mengucap Confiteor dengan cara yang sama.
Ketika pelayan dan siapa saja yang hadir (bahkan juga Bapa Suci) mengucap Confiteor, dst, saat “ tibi, Pater, “dan “te, Pater,” ; dilakukan sambil menoleh ke arah Selebran:
Confiteor Deo omnipotenti, beatae Mariae semper Virgini, beato Michaeli Archangelo, beato Joanni Baptistae, sanctis Apostolis Petro et Paulo, omnibus Sanctis, et tibi Pater: 
quia peccavi nimis cogitatione verbo, et opere: mea culpa, mea culpa, mea maxima culpa. 
Ideo precor beatam Mariam semper Virginem, beatum Michaelem Archangelum, beatum Joannem Baptistam, sanctos Apostolos Petrum et Paulum, omnes Sanctos, et te Pater, orare pro me ad Dominum Deum Nostrum.

10. Ketika Confiteor sudah diucapkan oleh mereka yang berdiri di sekelilingnya, Selebran membalas (berdiri):,
Misereatur vestri omnipotens Deus, et dimissis peccatis vestris, perducat vos ad vitam
aeternam. 

Para pelayan berdiri tegak setelah menjawab: Amin.
Lalu Imam membuat tanda salib dengan tangan kanan dari dahi ke dada, berkata:
+ Indulgentiam, absolutionem, et remissionem peccatorum nostrorum, tribuat nobis omnipotens et misericors Dominus.

Dan jika ia adalah seorang Uskup, atau Abbas, seperti di atas, ia lalu mengenakan Maniple, sebelumnya menciumnya di bagian tengahnya. Para pelayan menjawab: Amin.
Kemudian, membungkuk dengan tangannya terkatup ia melanjutkan dengan:
Deus, tu conversus, lalu selanjutnya sesuai Ordo Misa, sampai Aufer a nobis, dll, dengan suara yang jelas:
V. Deus, tu conversus vivificabis nos.
R. Et plebs tua laetabitur in te.
V. Ostende nobis, Domine, misericordiam tuam.
R. Et salutare tuum da nobis.
V. Domine, exaudi orationem meam.
R. Et clamor meus ad te veniat.
V. Dominus vobiscum.
R. Et cum spiritu tuo.

Kemudian, merentangkan tangannya lalu mengatupkannya, dia mengucap dengan suara yang jelas:
Oremus.


11. Dan jika merayakan di hadapan Paus, atau wali gereja lainnya, seperti di atas, setelah genuflect kepada Paus, atau membungkuk dalam kepada wali gereja lain, ia pergi ke tengah Altar sebelum bagian paling rendah, dan di situ dimulailah dengan suara lirih : Aufer a nobis, seperti dalam Ordo Misa


12. Kadang-kadang Mazmur Judica me, Deus berikut Antifon, Confieor berikut Absolusi, ayat-ayat berikut dan doa-doanya: Aufer a nobis dan Oramus te, Domine dihilangkan, menurut norma rubrik 424.

Dalam kasus ini Selebran, setelah membungkuk ke Altar,  naik dan tidak berkata apa-apa, meletakkan Piala, mencium Altar, masih tanpa berkata apa-apa.

Kemudian, kecuali bila Altar akan didupai, Selebran memulai antifona Introit di sisi Epistola, seperti di bawah ini.























Post sebelumnya:
Bab 1
Bab 2



...bersambung

0 komentar:

Posting Komentar

Selamat datang, silahkan post komentar atau saran Anda.
Komentar anti Katolik akan saya delete. Trims.
PS: gunakan pilihan Name/Url bila kesulitan menggunakan account.