VIII. Kanon Misa sampai Konsekrasi
1. Ketika Prefasi selesai, seperti di atas, Imam berdiri di depan Altar di sisi tengah,
menghadapnya, merentangkan dan mengangkat tangannya, dengan matanya terangkat kepada Allah, dan kemudian menatap turun lagi dgn tulus ikhlas tanpa penundaan;
dan dengan tangannya diletakkan di atas Altar, membungkuk mendalam;
ia mulai Kanon, mengatakan diam-diam:
Te igitur, clementissime Pater, per Jesum Christum Filium tuum Dominum nostrum, supplices rogamus, ac petimus,Ia mencium Altar di tengah, kemudian berdiri tegak dengan kedua tangan bergabung di depan dadanya, berkata:
ut accepta habeas, et benedicasdan membuat tanda salib tiga kali di atas Piala dan Hosti bersama-sama.
haec + dona, haec + munera, haec + sancta sacrificia illibata,dan dengan tangannya direntangkan di depan dadanya, ia melanjutkan:
in primis quae tibi offerimus pro Ecclesia tua sancta catholica; quam pacificare, custodire,
adunare, et regere digneris toto orbe terrarum: una cum famulo tuo Papa nostro N., et Antistite nostro N.
2. Ketika ia mengatakan "una cum famulo tuo Papa nostro N.," dia menyebutkan nama Paus.
Jika Tahta sedang kosong, ia menghilangkan kata-kata ini.
Ketika ia mengatakan "et Antistite nostro N.," ia mengucapkan nama Patriark, Uskup Agung, atau Uskup di Keuskupan masing-masing, dan bukan nama Superior lain, bahkan jika Selebran sepenuhnya dibebaskan, atau di bawah yurisdiksi Uskup lain.
Jika, Uskup tempat itu, dimana Misa sedang dirayakan, meninggal, maka kata-kata ini dihilangkan, dan juga dihilangkan oleh Imam yang sedang merayakan di Roma.
Jika Selebran adalah seorang Uskup, Uskup Agung, atau Patriark, kata-kata tersebut dihilangkan, dan menggantinya dengan berkata: et me indigno servo tuo.
Ketika Bapa Suci yang merayakan, kata berikut dihilangkan:
"una cum famulo tuo Papa nostro N. et Antistite nostro N.," diganti:
una cum me indigno famulo tuo, quem gregi tuo praeesse voluisti.
Dan kemudian, semuanya lanjut sebagai berikut:
et omnibus orthodoxis, atque catholicae, et apostolicae fidei cultoribus.
Peringatan bagi Orang Hidup
3. Ketika ia mengatakan "Memento, Domine," ia menggabungkan dan mengangkat kedua tangannya hingga wajah atau dada, dan dengan tangan terkatup, berdiri diam untuk sementara waktu, dengan kepala agak condong ke depan, mengingat mereka yang hidup yang setia kepada Kristus, yang nama-namanya bisa ia sebutkan dalam hati bila berkenan.
Adalah tidak perlu untuk mengucapkan nama mereka, hanya mengucap dalam hati. Jika Selebran ingin berdoa bagi banyak orang, andai umat yang hadir memintanya; ia sebelum Misa mengatakan kepada mereka semua yang hidup dan mati untuk siapa dia berniat untuk berdoa selama Misa, dan mungkin menyebutkan secara umum pada dalam hal ini pada bagian Orang Hidup:
Memento, Domine, famulorum, famularumque tuarum N. et N. :
4. Peringatan bagi Orang Hidup selesai, ia melanjutkan dengan tangan terentang dan tergantung ke bawah:
et omnium circumstantium, quorum tibi fides cognita est, et nota devotio, pro quibus tibi
offerimus vel qui tibi offerunt hoc sacrificium laudis pro se, suisque omnibus, pro redemptione animarum suarum, pro spe salutis, et incolumitatis suae; tibique reddunt vota sua aeterno Deo, vivo et vero.
Communicantes Berdiri dengan cara yang sama, dia mengatakan Communicantes.
Ketika ia mengatakan "Jesu Christe," ia menundukkan kepalanya ke arah kayu Salib.
Pada akhirnya, ketika ia mengatakan "Per eumdem," ia mengatupkan kedua tangannya:
Communicantes, et memoriam venerantes in primis gloriosae semper Virginis Mariae,
Genitricis Dei et Domini nostri Jesu Christi:
sed et beati Joseph ejusdem Virginis Sponsi, et beatorum Apostolorum ac Martyrum tuorum, Petri et Pauli, Andreae, Jacobi, Joannis, Thomae, Jacobi, Philippi, Bartholomaei, Matthaei, Simonis, et Thaddaei: Lini, Cleti, Clementis, Xysti, Cornelii, Cypriani, Laurentii, Chrysogoni, Joannis et Pauli, Cosmae et Damiani, et omnium
Sanctorum tuorum; quorum meritis precibusque concedas, ut in omnibus protectionis tuae muniamur auxilio.
Per eundem Christum Dominum nostrum. Amen.Bentuk Communicantes lain yang tepat dapat ditemukan di Missal:
untuk Natal, Epifani, Paskah, Kenaikan, dan Pentakosta.
Ketika ia mengatakan "Hanc igitur," dia meletakkan kedua tangannya di atas persembahan kepada Tuhan, sehingga telapak tangannya telanjang
berada di atas dan menghadap ke Piala dan Hosti, dan tetap seperti ini hingga kata-kata "Per Christum Dominum nostrum," di mana ia menggabungkan kedua tangannya: (Ada bentuk lain dari Hanc Igitur untuk Paskah dan Pentakosta)
Hanc igitur oblationem servitutis nostrae, sed et cunctae familiae tuae quaesumus, Domine, ut placatus accipias, diesque nostros in tua pace disponas, atque ab aeterna damnatione nos eripi, et in electorum tuorum jubeas grege numerari.
Per Christum Dominum nostrum. Amen.
Dengan tangan terkatup, ia melanjutkan:
Quam oblationem tu, Deus, in omnibus quaesumus,Dia membuat tanda salib tiga kali atas Piala dan Hosti bersama-sama:
Bene + dictam, adscrip + tam, ra + tam, rationabilem, acceptabilemque facere digneris:Dia membuat tanda salib di atas Hosti:
ut nobis Cor + pus,dan atas Piala:
et San + guis fiat dilectissimi Filii tui
lalu mengangkat kemudian mengatupkan lagi tangannya:
Domini nostri Jesu Christi,dan mencondongkan kepalanya ke kayu Salib, membersihkan ibu jari dan jari telunjuk, jika perlu, pada
Korporal, malanjutkan dengan lirih:
Qui pridie quam pateretur,
Dia mengambil Hosti dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanannya, dan memegangnya bersama dengan
jari telunjuk dan ibu jari tangan kirinya, berdiri tegak di depan tengah Altar, mengatakan:
accepit panem in sanctas ac venerabiles manus suas,dan mengangkat tatapannya ke surga dan segera menatap turun lagi, ia mengatakan:
et elevatis oculis in coelum ad te Deum Patrem suum omnipotentem
Dia agak menundukkan kepalanya, mengucap:
tibi gratias agens,dan sambil memegang Hosti dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kirinya, dia membuat tanda
salib di atasnya dengan tangan kanannya, sambil berkata:
Bene + dixit, fregit, deditque discipulis suis, dicens: Accipite,et manducate ex hoc omnes:
5. Jika ada wadah dengan Hosti lain untuk dikonsekrasi, ia membuka Piala, atau wadah lain berisi Hosti tersebut dengan tangan kanannya.
Ketika ia menyelesaikan kata-kata yang disebutkan di atas, dengan siku diletakkan atas Altar, berdiri dengan kepala miring, ia menyatakan dengan jelas, hormat, dan lirih kata-kata konsekrasi atas Hosti tersebut, dan pada saat bersamaan, jika adalah lebih banyak lagi Hosti yang harus dikonsekrasi.
dan memegang Hostinya sendiri dengan ibu jari dan jari telunjuk, ia berkata:
HOC EST ENIM CORPUS MEUM.
Ketika ini telah diucapkan, Selebran, memegang Hosti antara ibu jari dan jari telunjuk dengan jari-jari lainnya lurus dan telapaknya terkatup; berlutut, memujanya.
Kemudian ia bangkit, dan semampunya, mengangkat Hosti ke udara, mengarahkan matanya ke Hosti (yang juga dilakukan saat elevasi Piala), menunjukkan-Nya dengan hormat kepada umat, untuk pemujaan umat beriman.
Dan tak lama kemudian ia meletakkan-Nya dengan hormat di atas Korporal dengan tangan kanan saja, pada posisi sebelumnya dengan cepat.
Dia tidak memisahkan kedua ibu jarinya dan jari telunjuk hingga Ablution (pembasuhan) sesudah Komuni, kecuali ketika ia harus menyentuh atau memegang Hosti yang telah dikonsekrasi.
6. Ketika Hosti yang telah dikonsekrasi telah diletakkan kembali di atas Korporal, ia berlutut dan memuliakan-Nya.
Jika ada wadah berisi Hosti lain, ia menutupinya dengan Patena atau Pall, seperti di atas.
Pelayan memperingatkan umat beriman sesaat sebelum Konsekrasi dengan sebuah lonceng kecil.
Kemudian, ketika Selebran mengangkat Hosti, pelayan mengangkat dengan tangan kiri pinggir luar dari Kasula, sehingga tidak menghambat Selebran dalam mengangkat lengannya, (yang juga dilakukan saat elevasi dari Piala), dan dengan tangan kanannya membunyikan lonceng kecil tiga kali pada setiap Elevasi, atau terus-menerus sampai Selebran meletakkan Hosti di atas Korporal.
Pelayan melakukan hal yang sama sesaat lagi, pada elevasi Piala.
7. Selebran, setelah memuja Sakramen, berdiri dan menyingkap Piala, di mana, jika
perlu, ia menyeka jari, yang harus selalu ia lakukan jika beberapa Fragmen menempel pada jari-jarinya;
sambil berdiri tegak, ia berkata:
Simili modo postquam coenatum estdan mengambil Piala dengan kedua tangan dekat tangkai Piala, dan mengangkatnya,
dan kemudian segera meletakkannya, ia berkata:
accipiens et hunc praeclarum Calicem in sanctas ac venerabiles manus suas:ia mencondongkan kepalanya:
item tibi gratias agens,dan memegang tangkai Piala dengan tangan kiri,
membuat tanda salib di atasnya dengan tangan kanan:
bene + dixit, deditque discipulis suis, dicens: Accipite, et bibite ex eo omnes:
dan memegang Piala dengan kedua tangan, yaitu tangan kiri memegang bagian bawahnya, dan tangan kanan memegang tangkai Piala, dengan siku diletakkan di atas Altar dan kepalanya condong, ia mengucapkan dengan jelas, tidak terputus dan lirih, seperti di atas; kata konsekrasi Darah:
HIC EST ENIM CALIX SANGUINIS MEI, NOVI ET AETERNI TESTAMENTI:MYSTERIUM FIDEI: QUI PRO VOBIS ET PRO MULTIS EFFUNDETUR IN REMISSIONEM PECCATORUM.
Setelah mengucap ini, ia meletakkan Piala di atas Korporal, mengucap lirih:
Haec quotiescumque feceritis, in mei memoriam facietis.
Kemudian berlutut, ia memuja Darah dengan hormat.
Ketika ia bangkit berdiri, mengambil Piala berisi Darah dengan kedua tangan, seperti sebelumnya, ia mengangkat-Nya, dan ditinggikan semampunya, menunjukkan kepada umat untuk pemujaan mereka.
Lalu segera meletakkan-Nya dengan penuh hormat di atas Korporal seperti sebelumnya, menutupinya dengan Pall dengan tangan kanannya, dan berlutut, memuliakan Sakramen.
8. Dalam Misa meriah (solemn mass), pada akhir Prefasi, setidaknya dua lilin dinyalakan oleh para pelayan, yang kemudian dipadamkan setelah elevasi Piala, kecuali bila ada pembagian Komuni, maka dalam hal ini mereka adalah dipadamkan setelah Komuni.
Pada hari puasa dan dalam misa untuk orang mati, mereka dibiarkan menyala hingga ke Komuni.
Ketika Selebran mengucap kata: Quam oblationem,dst Diakon pergi ke sebelah kanannya dan berlutut di sana pada undak paling atas, sementara Sakramen diangkat, mengangkat pinggiran Kasula, dan bila waktu yang tepat, bangkit untuk membuka dan menutup Piala.
Dia melakukan genuflek bersama Selebran.
Sub-diakon melakukan genuflek di tempatnya.
Pembawa wiruk, berlutut di sisi Epistola, tiga kali mendupai Hosti ketika sedang terangkat, dan juga Piala, setelah memasukkan dupa wiruk Thurible tanpa berkat sebelumnya, yang dilakukan bahkan di Sung Mass saat pendupaan sudah selesai.
Ketika Piala telah diletakkan, Diakon pergi ke Missal, kecuali ada orang lain yang membantu.
Pelayan yang lainnya lain bangkit dan berdiri di tempat mereka.
0 komentar:
Posting Komentar
Selamat datang, silahkan post komentar atau saran Anda.
Komentar anti Katolik akan saya delete. Trims.
PS: gunakan pilihan Name/Url bila kesulitan menggunakan account.